Mantan Deputi Perdana Menteri Malaysia yang sekarang menjadi pelopor kelompok oposisi di Negeri Jiran, Anwar Ibrahim menjadi tokoh Muslim yang paling berpengaruh di dunia. Dari 100 orang tokoh, ia berada di posisi ke-9. Disusul kemudian oleh pimpinan pejuang Syiah Irak, Muqtada al-Sadr pada posisi ke-13.
Mengomentari masuknya al-Sadr ke jejeran 100 tokoh paling berpengaruh dunia versi majalah Time, mantan komandan pasukan AS di Irak, Letnan Jenderal Sanchez mengatakan, Sadr berhasil menarik simpati kalangan masyarakat miskin Syiah di mana ia berhasil memengan kendali stabilitas di selatan Irak.
Setiap tahun, majalah Time memilih 100 tokoh dunia yang dianggap paling populer karena telah mengubah dunia, menjadi lebih baik atau lebih buruk. Tahun 2008, adalah tahun kelima pemilihan 100 tokoh paling berpengaruh veris majalah Time. Dan tokoh yang menduduki posisi puncak adalah Dalai Lama, tokoh masyarakat Tibet yang saat ini kembali memicu kontroversi di kalangan akademisi dunia.
Sementara tokoh Muslim lainnya yang masuk dalam 100 tokoh paling berpengaruh di dunia antara lain, Madeeha Hasan Odhaib-satu-satunya Muslimah yang masuk dalam 100 tokoh itu-dianggap telah menjadi pelopor bagi kalangan Muslim di Irak.
Madeeha Hassan, 37, disebut sebagi 'Bunda Theresa dari Baghdad' karena perempuan mengabdikan seluruh energinya untuk membantu warga Irak yang menjadi pengungsi. "Sementara Madeeha masuk dalam daftar majalah Time, masih banyak perempuan lainnya seperti dia yang bisa ditemui di Irak, " tulis Ratu Rania dari Yordania mengomentari terpilihnya Madeeha.
Setelah Madeeha, Muslim yang masuk dalam 100 tokoh paling berpengaruh di dunia adalah Mehmet Oz, penulis yang juga seorang dokter bedah. Nama Oz yang keturunan Turki itu, beberapa tahun belakangan ini namanya sangat popoler dan media Amerika kerap menempatkannya di posisi pertama, dalam deretan dokter paling terkenal.
Setelah Mehmet Oz, ada Muhammad "Mo" Ibrahim pengusaha bidang komunikasi asal Inggris keturunan Sudan. Ibrahim, 61, menunjukkan kepeduliannya terkait pemerintahan yang bersih dan akuntabilitas institusi-institusi di negara asalnya. Untuk itu ia mendirikan Ibrahim Foundation.
Sumber
Tiada ulasan:
Catat Ulasan