Halaman

Isnin, 13 Julai 2009

14 Tahun Pembantaian Muslim Srebrenica


Agaknya, terlalu banyak pembantaian yang terjadi pada umat Muslim di dunia ini. Sampai-sampai jika dihitung-hitung, tak bisa lagi kita ingat satu per satu. Ketika satu pembantaian umat Islam selesai di satu wilayah, di wilayah lainnya, terjadi lagi pembantaian dalam jumlah yang juga besar. Akhir pekan lalu, rakyat Bosnia mengenang tragedi berdarah pembantaian Muslim Bosnia yang dilakukan oleh Serbia.

Lebih dari sepuluh Muslim Bosnia berkumpul, berdoa bersama untuk mereka yang telah pergi menjadi syuhada di Srebrenica. Akhir pekan silam memang genap 14 tahun terjadinya saga pembantaian terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II.

Pada tahun 1995, kafir Serbia membantai lebih dari 8.100 Muslim di Srebrenica. Kuburannya saja yang sekarang dikhususkan dalam satu lokasi mencapai 3,297 di Potocari Memorial Center. Selama perang Bosnia yang terjadi dari tahun 1992 sampai 1995, PBB menyatakan bahwa Srebrenica—yang telah dikuasai oleh pasukan Serbia melalui peperangan—telah berada dalam proteksi PBB. Tidak heran kemudian, ribuan orang Muslim Bosnia berduyun-duyun ke tempat itu untuk mencari perlindungan.

Tapi pada Juli 1995, tentara Serbia yang dipimpin oleh Jenderal Ratko Mladic menguasai wilayah itu dengan tiba-tiba. Pasukan PBB sama sekali tidak melakukan apa-apa ketika tentara Mladic mengeksekusi populasi Muslim Srebrenica. Kofi Annan, mantan sekjen PBB hanya mengeluarkan pernyataan bahwa peristiwa itu merupakan sejarah gelap PBB.


Ketika terjadi pembantaian, sekitar 15.000 orang berusaha menyelamatkan diri dengan cara mendaki gunung dekat kota Tuzla. Mereka berjalan sejauh sekitar 65 mil (atau 100 kilometer), namun masih tetap dapat diburu oleh tentara Serbia. Dan yang ditemukan, langsung dibunuh di tempat ketika itu juga.

Setiap tahun, selalu saja ditemukan mayat yang tertimbun di area itu. Tahun ini saja, sudah ditemukan sekitar 534 korban, 44 di antaranya adalah remaja, dan 4 orang di antaranya masih berumur 14 tahun ketika dibunuh. Dan tampaknya, mayat-mayat Muslim yang lainnya masih akan ditemukan lagi.


Pengadilan Interasional di De Hague, Belanda, menyatakan bahwa pembantaian Srebrenica adalah sebuah genosida. Mladic, sang pesakitan, saat ini masih dalam persembunyian, dan tampaknya tinggal di Serbia. Presiden Serbia, Boris Tadic mengeluarkan pernyataan (yang tampaknya basa-basi) bahwa Serbia terus melakukan pencarian atas Mladic dan akan mengirimnya ke pengadilan Hague. (sa/AP)

Sumber

Tiada ulasan: