Pimpinan negara Syria, Kuwait dan Afghanistan menyatakan menentang serangan ketenteraan ke atas Iran terkait program nuklear Negara Para Mullah itu. Mereka menyatakan, tindakan ketenteraan terhadap Iran akan menimbulkan konsekuensi yang berat terhadap AS, Israel dan dunia antarabangsa.
Presiden Syria Bashar al-Assad dalam wawancara dengan Radio France Inter mengatakan, "Israel secara langsung akan membayar harga dari perang ini. Iran sudah menegaskannya. Persoalannya bukan aksi dan reaksi. Masalahnya adalah ketika ada satu pihak yang mengambil tindakan di Timur Tengah, pihak itu tidak akan bisa menghadapi reaksi atas tindakannya tersebut yang bisa berlangsung selama bertahun-tahun bahkan puluhan tahun."
Menurut al-Assad, jika fikir secara logik, seharusnya tidak perlu ada serangan ke atas Iran. Tapi, pemerintahan AS sekarang ini tidak boleh menerima alasan yang munasabah, karena doktrin para pemimpinnya adalah doktrin untuk mengobarkan perang.
Lebih lanjut Presiden Syria menyatakan akan memanfaatkan hubungan baiknya dengan Iran, untuk membantu menyelesaikan konflik nuklear Iran dengan Barat.
Sementara itu, juru bicara parlemen Kuwait Jassem al-Kharafi menuding AS menggunakan cara provokasi terhadap Iran. Menurutnya, Barat menggunakan standar ganda dalam upaya menghentikan program nuklear Iran kerana Barat tidak pernah menghebahakan program nuklear Israel. Padahal sudah menjadi pengetahuan umum bahwa Israel menggunakan program nuklearnya untuk membuat senjata nuklear berbahaya.
"Saya fikir apa yang terjadi berhubung dengan nuklear Iran, terlalu berlebihan... dan cara yang digunakan adalah provokasi, " kata al-Kharafi.
Ia menambahkan, isu-isu sensitif seperti ini membutuhkan dialog bikan eskalasi. "Sangat penting untuk menghormati kedaulatan Iran karena sebuah resolusi tidak tercapai dengan memperlakukan Iran seperti yang dilakukan AS terhadap Iran, " ujarnya.
Di Afghanistan. Presiden Hamid Karzai dalam sebuah wawancara mengatakan bahwa negaranya tidak akan membiarkan AS menggunakan wilayah teritorialnya sebagai pengkalan untuk melancarkan serangan ke atas Iran. "Afghanistan tidak akan menjadi ajang pertempuran akibat perbedaan pendapat negara manapun, " kata Karzai.
"Afghanistan tidak ingin wilayahnya digunakan oleh negara manapun dan Afghanistan ingin menjalin persahabatan dengan Iran sebagai negara tetangga Afghanistan yang memiliki bahasa dan agama yang sama, " sambung Karzai.Sumber
Tiada ulasan:
Catat Ulasan